Feeds:
Posts
Comments

Archive for January 17th, 2009

Berkarir di Dunia Telekomunikasi

Dunia Telekomunikasi?

Dunia telekomunikasi itu bukan hanya sekedar bekerja di operator dan vendor saja, ternyata kalau kita mau mendalaminya, masih banyak peluang usaha dan bidang yang bisa digeluti dengan baik dan hasilnyapun tidak kalah dengan orang yang bekerja di operator. Gak percaya? Coba kita simak bersama-sama yuuk…

Bagi kita yang punya motivasi tinggi untuk berkecimpung di dunia telekomunikasi, dan telah menghabiskan waktu kuliah untuk mempelajari apa itu Erlang A, Erlang B ataupun logical channel GSM, hmm ternyata ada banyak bidang dan celah dalam dunia telekomunikasi yang bisa kita masuki, baik sekedar untuk memperdalam ilmu, mencari pengalaman, hingga mencari pundi-pundi uang untuk biaya kawin sama pujaan hati hehehehe.

1. Operator
Ini adalah perusahaan dambaan banyak insinyur muda, tempat kerja yang menjadi idaman banyak sarjana telekomunikasi baik dari kampus negeri terkenal hingga yang kurang dikenal (semoga pernyataan ini tidak salah CMIIW ). Di sini karyawan bertindak sebagai penyelenggara jaringan telekomunikasi untuk customer langsung.

Engineer yang berkecimpung di sini bertugas untuk menjaga availability jaringan sehingga pelanggan bisa menggunakan jaringan untuk berkomunikasi voice maupun data dengan nyaman. Namun di samping tugas utama itu, ada banyak ilmu yang bisa diperoleh, tentunya karena bertindak sebagai pemilik perangkat telekomunikasi, engineer di sini memiliki kesempatan untuk mempelajari perangkat yang digunakan (NB: ini tidak berlaku untuk semua posisi, khusus untuk para engineer telekomunikasi saja ). Ada kalanya, engineer harus bisa juga melakukan instalasi perangkat sendiri, jika situasi mendesak dan tidak memungkinkan untuk menggunakan jasa pihak ketiga (baca vendor), maka engineer harus bisa meng-install sendiri perangkat telekomunikasi itu. Tidak kalah menantang adalah pekerjaan troubleshooting. Pekerjaan ini adalah pekerjaan gampang-gampang susah, karena jika masalah yang dihadapi tidak ketemu juga solusinya, maka bukan tidak mungkin kita akan merasa frustasi untuk mencari titik permasalahannya.

List Operator

List Operator

Di daerah, pekerjaan seorang engineer di sebuah operator telekomunikasi akan jauh berbeda dengan pekerjaan engineer sejenis di HQ (Head Quarter). Karena keterbatasan alat maupun sumber daya, di daerah terkadang engineer harus merangkap beberapa pekerjaan yang seharusnya tidak dilakukannya. Mungkin bidang administrasipun harus bisa dia kerjakan karena tidak adanya tenaga administrasi. Hal ini tentunya berbeda dengan engineer di kantor pusat.

2. Vendor
Ini bukan tidak mungkin menjadi pilihan pertama juga bagi para fresh graduate, karena di perusahaan vendor telekomunikasi seperti NSN, Ericsson, Huawei, ZTE, dsb, ilmu dan pengalaman yang ditawarkan tidaklah sedikit. Sudah bukan rahasia lagi kalau di perusahaan-perusahaan ini, ilmu telekomunikasi yang bisa kita peroleh sangat banyak. Di perusahaan ini kita bisa belajar instalasi perangkat, optimasi jaringan, hingga troubleshooting perangkat yang sudah ter-install. Mungkin sekilas tidak jauh berbeda dengan pekerjaan di operator ya? Namun ingat, bahwa vendor hanya bisa belajar 1 produk saja. Misalnya kita bekerja untuk vendor Ericsson, maka kita bisa mempelajari perangkat Ericsson hingga hafal luar kepala hehehe.

Loggo Vendor

Loggo Vendor

Untuk masalah gaji, hmmm, sudah jelas bekerja di vendor akan menawarkan gaji yang lebih besar dibandingkan bekerja di operator sekalipun, untuk posisi yang setara tentunya.

3. Kontraktor
Tidak bisa masuk menjadi karyawan dua pilihan emas di atas? Jangan kuatir, masih ada tempat untuk berkarya koq. Kontraktor adalah perusahaan yang mengerjakan proyek yang dimenangkan tendernya oleh sebuah vendor. Misalnya Ericsson memenangkan tender offer instalasi jaringan telekomunikasi untuk operator Telkomsel. Maka sebuah kontraktor A bisa menawarkan diri sesuai kemampuan dan kepiawaiannya untuk mengerjakan proyek bagi operator Telkomsel, tentu saja di bawah naungan vendor Ericsson.

Beberapa bidang yang biasa dikerjakan misalnya untuk instalasi BTS, instalasi Micro Wave (radio transmisi), Drive Test untuk optimasi jaringan, instalasi menara BTS baru, dll. Skala kontraktor relative besar, biasanya meliputi proyek dengan nilai yang besar, sehingga tidak jarang sebuah kontraktor merekrut kembali beberapa sub-kontraktor untuk mengerjakan proyek yang tendernya mereka menangkan.

4. Sub-Kontraktor
Sebuah perusahaan sub-kontraktor adalah perusahaan di bawah kontraktor yang mengerjakan proyek untuk kontraktor-kontraktor. Oleh karena itu, skala pekerjaan yang dilakukan relative lebih kecil. Ilmu yang kita peroleh di sini mungkin tidak sebanyak di vendor telekomunikasi, namun kita bisa mempelajari hingga sangat detail, pekerjaan yang kita geluti. Hal ini dikarenakan lingkup pekerjaan yang kita geluti relative lebih sempit sehingga kita bersifat berulang setiap kali kita mengerjakannya.
Contoh pekerjaan yang mungkin digeluti:
# Drive Test, biasanya hanya sebatas DT dan collecting data. Untuk analisa dan reporting dilakukan kontraktor atau vendor langsung.
# Instalasi Genset, biasanya hanya meliputi instalasi genset belum termasuk ATS dan perangkat otomatisasi lainnya.
# Instalasi MW (radio transmisi), sebatas instalasi perangkat tidak termasuk commissioning perangkat radio. Commisioning dilakukan oleh kontraktor.
# Instalasi BTS, sebatas instalasi rack. Instalasi modul dan commissioning dilakukan kontraktor.

5. Supplier
Menjadi supplier bersifat umum, tetapi perusahaan telekomunikasi sekalipun, membutuhkan supplier yang berkompeten dan cakap untuk memasok kebutuhan barang dan jasa guna menunjang kelangsungan hidup perusahaan. Barang yang biasanya di-supply untuk memenuhi kebutuhan operator telekomunikasi diantaranya:
• Spare part modul BTS
• Spare part modul radio
• Solar (BBM)
• Alat-alat kantor

Masih banyak barang dan jasa yang bisa kita supply ke sebuah perusahaan telekomunikasi, baik itu vendor maupun operator, tentu saja sesuai dengan kebutuhan masing-masing perusahaan tersebut.

6. Outsource
Sebuah perusahaan telekomunikasi baik vendor maupun operator pasti memerlukan tenaga outsource untuk membantu mengerjakan pekerjaan yang sifatnya administrative hingga teknis. Misalnya saja seorang admin, tenaga ini sangat dibutuhkan untuk membantu operasional dan kelangsungan kerja perusahaan. Tenaga bantuan teknis juga dibutuhkan untuk membantu operasional engineer di sebuah operator telekomunikasi dalam pekerjaan troubleshooting jaringan, hingga maintenance dan instalasi perangkat telekomunikasi.
Dari beberapa pilihan di atas, manakah yang paling cocok dan memungkinkan buat Anda untuk digeluti? Jangan takut, kalo kita ada di level 6, bukan berarti kita tidak bisa berpindah ke level lain koq. Cuman setiap pekerjaan pasti memiliki prasyarat dan ketentuan untuk bisa digeluti.

Ada beberapa rekan termasuk saya, yang memutuskan untuk memulai karir dari sebuah perusahaan kontraktor, atau lebih tepatnya sub-kontraktor untuk menimba ilmu dan pengalaman sekaligus menunggu panggilan dari operator/vendor telekomunikasi. Sebagai catatan, semakin besar perusahaan yang akan kita masukin, maka proses dan tahapan seleksi yang harus kita tempuh pun akan semakin panjang dan berbelit, kecuali untuk seleksi yang dilakukan di kampus yang biasanya menyeleksi lulusan terbaik sehingga seleksinya relative lebih singkat dan simple.

Strategi lainnya adalah dengan menjadi tenaga outsource di operator atau vendor untuk menimba ilmu sebanyak-banyaknya untuk kemudian resign ketika ilmu sudah cukup matang dan siap menerima tantangan yang lebih berat. Untuk tipe ini, yang saya temui terutama dunia RF Engineer, di mana ada beberapa rekan dan senior saya memilih menjadi outsource di XL atau menjadi staff RF Engineer Ericsson selama 1-2 tahun untuk kemudian menjadi expatriate di Timur Tengah sana. Sungguh menantang sekaligus menjanjikan pengalaman yang saya yakin sangat menggiurkan untuk kita semua.

Dunia Telekomunikasi, gak ada matinye….

NB: Ini sekedar sharing dan tidak mutlak menjadi patokan karena hidup adalah pilihan. Kalau ada pembaca yang masih punya beberapa tips dan pengetahuan mari kita sharing di sini. 🙂

Best Regards,
Riyantoro

Read Full Post »

Cerita ini bermula dari sini, lahan perkebunan kelapa sawit yang luas nan hijau. Di situlah para buruh bekerja menanam, memelihara, dan memanen kelapa sawit. Terpelosok, mereka tetap memerlukan akses keluar, lewat jalur telekomunikasi untuk berbisnis maupun merajut tali silaturahmi dengan kerabat yang ada di rumah/tempat tinggal asal.

Sebagai salah satu penyelenggara jaringan telekomunikasi terkemuka di Indonesia, menjadi tantangan tersendiri untuk menggelar jaringan telekomunikasi seluler di daerah terpencil seperti ini. Dari namanya, Combat Mamuang, sudah bisa bahwa BTS ini adalah sebuah Combat yang didesain untuk mobile. Namun untuk kasus Cobat Mamuang, BTS didirikan untuk memenuhi kebutuhan akses telekomunikasi para karyawan di Astra Agro, perkebunan kelapa sawit di daerah Sulawesi Barat. Pertama kali diinstall, Combat Mamuang menggunakan link IDR sehingga bisa langsung terhubung ke BSC, namun seiring perkembangan jaringan akhirnya ada juga link transmisi MW yang bisa menghubungkan BTS ini dengan BSC terdekat melewati teresstrial connection.

The Combat

The Combat

Nah, kemarin aku bertugas untuk melakukan CO Combat Mamuang ini ke BSC di kota terdekat. Aku harus mengurut dan melakukan crossconnect link dari BSC hingga ke BTS ini. Lumayan juga ada 5 hop yang harus dilewati, masing-masing dengan jarak yang lumayan jauh. Proses CO sendiri berjalan tidak sesuai rencana karena ada koordinasi yang kurang lancar dengan rekan-rekan Switching Operation. Terpaksa dech kerjaan di-fall back. Usut punya usut, ternyata rekan kerjaku di bagian MSS belum mengerjakan bagiannya karena mengira bahwa proses CO belum akan dilakukan dalam waktu dekat.

Ceritanya begini, malam jam 22.00, aku udah on site. Langsung saja aku commisioning ulang BTS ini untuk diintegrasikan dengan BSC yang baru. Jreng!! 15 menit kemudian aku sudah selesai dengan re-commisioning ku dan signal di ponsel Soner W200i ku pun sudah penuh. Hmm, lancar nih kayaknya. Aku coba dech untuk melakukan test call dengan pedenya. Lah, koq gak bisa nelpon?? Aduh keringat dinginpun mulai siap-siap menetes, seolah tak percaya ada step yang masih terlewat. Karena ada di lokasi di tengah-tengah perkebunan kelapa sawit, maka BTS ini adalah BTS stand alone sehingga tidak ada sinyal lagi untuk melakukan koordinasi. Pusing dech akhirnya memulai proses troubleshooting dari step awal, kira-kira ada step yang terlewat nggak ya? Hmm, setelah dipikir-pikir semua step sudah dilaksanakan dengan benar, dan secara teori kalo ada kejadian seperti ini kemungkinan cuman LAC-CI BTS yang belum ter-create di sisi MSC.
Karena tidak bisa melakukan koordinasi lagi, terpaksa dech fall back kembali dengan re-commisioning BTS menggunakan link IDR kembali. Setelah sinyal kembali muncul di layar ponselku, ternyata memang benar belum dieksekusi di sisi MSS, hiks.. Astaga, kenapa belum dicreate bos, kemarin khan dah koordinasi lewat imel hiks..

Makan di site oi!

Makan di site oi!

Ini foto gw pas makan di site, terpaksa pesta kebun karena dah tengah malam dan tidak memungkinkan mencari warung terdekat. Untuk Pak penjaga site baik hati dan mengirimkan makanan. Makasih banyak Pak! hehehe. Akhirnya eksekusi CO baru dilakukan keesokan harinya, tepatnya jam 10.00. Cuman 10 menit hilang sinyal akupun berhasil memindahkan Combat Mamuang ke BSC baru. Semoga availabilitymu bisa meningkat dan tidak tergantung cuaca lagi sekarang! Memang selama ini IDR yang dipakai sering flicker apalagi kalau cuaca lagi “bagus-bagusnya”.

Sawit PSK

Sawit PSK

Ini akses jalan menuju site, perutku hampir kram dibuatnya. Gile memang, Ranger boleh saja melenggang dengan enak walaupun jalan tanah nan becek. Tapi perutku juga kagak tahan digoncang kesana kemari hahaha.

dsc01207

Baras mode on

Baras mode on

Ini pemandangan dari site Baras. Site di atas bukit dengan coverage 2 desa. Masih single fighter, tapi Indosat sudah siap-siap membangun tower karena perangkat sudah masuk dan material tower sudah sampai di lokasi. Gila juga akses naik ke BTS ini, menanjak 80 derajat kali. Lebih gila lagi, solar di site ini habis kecurian. Memang kurang ajar yang namanya pencuri, gak peduli pencuri apapun, paling menjengkelkan dan membuat pusing orang.

Ya, itulah sedikit cerita dari Mamuang. Tempat yang menarik dan sedang menggeliat untuk berkembang ke arah yang lebih baik.

Read Full Post »