Operators may develop different networksharing
strategies. For example, they may share
site, shelter (cabin), antenna, BTS/Node B, backhaul
facilities, BSC, and/or core network. Site,
shelter, and antenna sharing are currently the
most appealing and realistic models.
Belakangan ini pemerintah semakin jemu dengan menjamurnya tower milik para operator seluler yang kian lama kian menjamur di berbagai pelosok tanah air. Memang fenomena ini adalah sesuatu yang pasti terjadi seiring keinginan tiap operator untuk memperluas coverage areanya hingga ke pelosok tanah air.
Untuk menghadapi makin menjamurnya tower milik para operator itu, maka pemerintah punya ide untuk menggunakan tower secara bersama-sama. Dengan metode ini diharapkan akan ada pengurangan jumlah tower yang berdiri bukan hanya di kota besar, namun juga di pelosok desa di seluruh Indonesia. Mekanisme pelaksanaan tower bersama ini adalah dengan menggunakan sebuah tower telekomunikasi oleh 2 atau lebih operator yang menggelar jaringan yang berbeda
Dari sini sebenarnya ada peluang usaha yang bisa dilirik kalau kita jeli dan punya cukup modal. Bukankah setiap operator akan mengincar lokasi pendirian tower yang sama? Secara garis besar pastilah operator akan melirik lokasi strategis untuk pendirian tower dengan kriteria sebagai berikut:
- Ramai
misal dekat dengan pasar, terminal, sekolah - Strategis
misal di perempatan jalan besar, lampu merah yang selalu macet - Legalitas Hak Guna Lahan
Adanya HGB atau SHM yang mendasari penggunaan lahan untuk pendirian BTS - Kerjasama Masyarakat Sekitar
Kerjasama dari masyarakat sekitar akan sangat membantu kelancaran pembangunan BTS dan memudahkan perawatan selama BTS beroperasi, itu pula yang menyebabkan beberapa site tertentu memiliki penjaga site - dll
Nah dari sini ada peluang untuk mendirikan usaha menjadi penyedia tower dengan mendirikan tower di tempat dan lokasi yang memang menjanjikan untuk kemudian disewakan ke operator-operator tersebut, minimal 2 operator dalam 1 tower. Resiko dan kelemahan kalau kita merintis usaha ini adalah masalah pemasaran, karena tiap operator cenderung untuk menggunakan dan memiliki sendiri tower yang digunakan untuk pemancarnya.
Kalau kita bisa mendirikan sebuah tower resmi di lokasi yang strategis kemudian bisa memasarkannya ke para operator tersebut, saya yakin menjamurnya tower telekomunikasi akan bisa dikurangi. Pemerintah bisa berperan di sini menjadi penyedia jasa kalau memang punya niatan untuk mengatur pendirian BTS-BTS di kotanya masing-masing.
Untuk yang bisa disharing sendiri seperti yang tertampil di gambar yang berhasil aku kumpulkan, bukan hanya terbatas pada sharing tower dan shelter. Di situ ada opsi juga sharing BSC, bahkan hingga ke sharing MSC. Kalo kita jeli benernya masih ada beberapa celah yang bisa digeluti. Dunia telekomunikasi memang gak ada matinye….
Ini hanyalah sekedar ide kecilku, kalo aku dah cukup duit aja aku mau aja merintis usaha ini hehe.
Salam,
Mas Riyantoro, met kenal yah…
Browsing2 tentang CDMA, ketemunya blog anda 😀
Mungkin emang tower sharing cukup praktis yah, untuk mengurangi menjamurnya tower di Indonesia. Tapi kalau untuk sharing antara operator berbasis GSM n CDMA, mungkin agak susah ya mas? Kan dari segi sistem beda, trus coverage-nya mungkin juga beda (apalagi kalau beda frekuensi). Jadi, mungkin alternatif sharing tower bisa dimanfaatkan antar operater dengan sistem yang sama 😕
Ya nggak juga sih..
Gak masalah koq.. 😀
Buktinya, banyak operator GSM yang berkolaborasi juga dengan operator CDMA
Yang aku tau sih sejauh ini ada Fren yang sering ditumpangin, atau juga Flexi
Nah, gak masalah asal masih ada tempat dan memungkinkan untuk instalasi..
Salam,
hmm..udah ada poryek percontohannya di bali..dulu pernah di panggil interview untuk indonesia tower solusindo ato apalah gitu…menurutku tower sharing ini bagus, tapi mental orang indonesia belum siap untuk tower sharing…yang sudah tower sharing selama ini : axis, flexi->numpang kakaknya, fren..kalo di mall kebanyakan udah sharing juga..pake spitter jadinya satu feeder nti di split jadi 4 operator gitu.
*Wah, indonesia tower yach? Ke depan bagus tuh prospek Indonesia tower kalo tower sharing dah bener-bener jalan.. 🙂
Jangan salah, pemerintah ngebet pengen tower sharing karena ya ujung-ujungnya jadi bisa dapet duit juga hehe
Any other comment?? 🙂
Mas Riyantoro, met kenal…
Mas, tampaknya punya banyk artikel/ paper ttg sharing infrastructure yah??
Umm.. klo ngga keberatan,, boleh minta ngga yah,, mas?? 🙂 Saat ini saya sedang mengerjakan tugas akhir yang berhubungan dengan topik ini. Tapi susah sekali cari literaturnya, tapi emang ini issue yang baru yah.
Yah,, klo mas punya literatur nya n ngga keberatan untuk berbagi :-). Hehe..
Okeh,, makasih,, mas
Hallo Mas, Kita punya ide yang sama dan tema sama,
gwa stuju banget dengan article yang mas tulis, tpi di akui tdk banyak knedala baik dri sisi birokarsi pemerintah maupun antar perusahaan terutama yang kelas kakap, dan juga pelaksanaanya lo ya,..di article gwa memang tdk aku bahs detail efect secara menyeluru krna jujur gwa agak setengah hati,….alias agak ngeri2 gitu…
setipa perubahan ada sisi positive & negative….ya ndak !!! he he,
sekaliana kenalan and kita bisa shearing yal !
http://www.aliazix-sipilengineer.blogspot.com
salam
Lam kenal y Mas..
Pengen nimbrung dikit ajah..
Mengenai “peluang” tower bersama ini sich kayanya sulit bgt. Sedikit pengalaman SIS (Site Investigation Engineering) or pencarian titik untuk tower baru biasanya dilakuin oleh Subcon dengan mencari biasanya 3 kandidat. Yg nantinya akn dipresentasikan kpd operator selaku penyelenggara. Hasilnya hanya akan ada satu kandidat yg terpilih. Dengan maksud tidak ada “permainan”.
Selain itu toh penentuan titiknya pun biasanya ada 3 case. New Site, Continuity, n Split Cell. Dengan parameter-parameter yg sdikit unik tiap case. (NB:operator trtntu). Duh gw agak autis ajah: dimana letak “chance”-nya. Tapi klo emang ada celah yg “putih” sich, ntar ajak2 ya mas.. Hehe..
BTW: blog-nya kerenn bgt.. Thanx for inspire me for my new blog..
Dear Mas Riayanto,
Memang dari sisi GSM & CDMA jika sharing tidak ada masalah seperti kita lihat di awal sudah dilakukan Flexi dan Telkomsel, juga dari sisi SIS SItaq jg tkd ada masalah karena walaupun 3 candidate yang diminta oprator. artinya 3 candidate kan jika yg 1 gagal maka masih ada candidate yg lain.
Kalau menurut saya Tower sharing itu baik sekali disamping mengurangi hutan besi di tengah kota yang merusak pemandangan, baik jg untuk pemerintah melakukan pengawasan semakin mudah dan akan diadakan dinas pengawasan telekomunikasi secara tersendiri yang akan membuka peluang kerja lebih luas tuk sekolah2 telekomunikasi. Jika towernya dibangun oleh PEMDA maka dari Tower tersebut PEMDA sudah mempunyai penghasilan Sewa Tower selain yg selama ini ditarik dari Oprator GSM & CDM.
Selaku Anak bangsa, bagaimana kita menyikapinya sehingga pemerintah kita dapat membuat hal tersebut menjadi satu PERDA.
Trims Mas
Kaban
wah mas artikelnya ok sekali, n update, kebetulan t4 saya jg spt itu, o ya mo ty neh syarat2 penentuan t4 tower tuch apaan sih,
Kalo dari sisi operator ya maunya yang deket sama pemukiman penduduk, perkantoran, pasar, jalan raya, pokoknya yang potensial traffik tinggi lah 😀
Selain itu yang pokok ya harus LOS dari BTS/stasiun transmisi yang akan dikonek.
Harga biasanya jadi pertimbangan kedua, asal potensi trafik tinggi biasanya harga gak terlalu masalah hehe
Menarik sekali topiknya..
barangkali ada literatur lainnya? bisa dibagi2..? 🙂
oya, klo untuk NOC or MSC sharing, bentuknya seperti apa yah?klo BTS/Node-B kan jelas bentuk sharing-nya bagaimana…
Mas Riyanto,
Apa nanti tower sharing juga gak membantasi coverage antena sector juga?
Misalkan di 1 tower ada 3 operator, ntar tinggi antena sector operator yang paling buncit nempel ke tower bisa2 dapat yang paling pendek yang sebanding dengan coverage yang lebih dekat, sedangkan targetnya agak jauh. Capek dehh… 🙂
Karena ada beberapa tower sharing yg tingginya cuma 51 meter, kalo towernya mau disharing, tinggi’in dulu towernya dong itu baru setuju
Mas Riyanto,
Salam Kenal…
mas..saya pernah mendengar,mengenai jaringan indoor multi operator.
dimana satu infrastuktur jaringan indoor yang digunakan secara bersamaan oleh beberapa opertor.
nah..saya inggin bertanya,klo penggunaan insfrastuktur indoor oleh beberapa operator secara bersamaan apakah tidak terjadi interferensi??
trus, klo terjadi interferensi gimana sih mas,cara ngatasi nya.
trimakasih..
Mas Riyanto, numpang pengumuman ya …Tks sebelumnya!!
LPK Indomapan ada 3 topik training yang cukup relevan a.l:
(1) Workshop Perencanaan Perkuatan Tower Seluler menggunakan Software TowerWIN V.3.5
Jadwal : Tanggal 23-24 Desember 2008 dan 8-9 Januari 2009
Tempat : LPK Indomapan, Plaza 3 Pondok Indah Blok F1-F4, Jakarta Selatan
Pengajar: Team LPK Indomapan (koordinator Ir. Nathan Madutujuh MSc).
Investasi : Rp. 5.250.000,-/peserta (diskon 5% untuk peserta kolektif min. 3 orang), harga tersebut sudah termasuk CD Software TowerWin + bonus CD Software FOOT (Spread Footing Design)
(2)Training Pemeliharaan BTS dan Tower Seluler
Jadwal: tgl 9-10 Des.’08, di Bandung (alt. Hotel Majesty atau Univ. Nurtanio) dan di Jakarta tgl 13-14 Jan ‘09.
Pengajar: Ir. Aprita P. MBA dan Ir. Tri Toto.
Investasi : Rp. 2.250.000,-/peserta (diskon 5% utk peserta kolektif min. 3 orang).
(3) Training Project Management
Jadwal : 16 s/d 18 Desember 2008
Tempat : LPK Indomapan, Plaza 3 Pondok Indah Blok F1-F4, Jakarta Selatan
Pengajar: Team LPK Indomapan (koordinator Ir. Afrizal Nursin MT).
Investasi : Rp. 2.500.000,-/peserta (diskon 5% untuk peserta kolektif min. 3 orang)
Yang berminat silahkan menghubungi: info@indomapan.com atau
Tel: (021)75910770, 70970506.
Kunjungi Website kami http://www.indomapan.com
Nuhun pisan mas….
utie
nice Blog,
saya sendiri setelah bekerja di perusahaan BTS merasa bahwa sharing tower sangatlah perlu..
untuk kedepannya, saya juga membayangkan ada sebuah tower dalam satu kota,
cukup sebuah,
dmana terintegritas seluruh layanan berbasis jaringan.
misal, pemancar tivi dan juga radio.
khan akan semakin canggih perangkat tersebut dan
akan semakin kecil, jadi muat untuk beberapa fungsi yang ditempelkan di tower tersebut.
towernya sendiri dibikin jangan monoton,
tapi dibikin menarik dan unik bentuknya,
mungkin dikasih lampu warna-warni,
sehingga anak kecilpun suka..
mungkin akan ada konsultan arsitektur khusus tower BTS gitu..
kayak jembatan jaman dulu monoton,
tapi jembatan sekarang sangat cantik kayak yg di amerika..
gmn? setuju ga mas?
regards..
adolf k purba
temen sy ada yang kerja di Indonesian Tower… di bagian site surveyor dan site negotiation.
ada beberapa pertanyaan. Apakah bisa ada perusahaan lain yang bergerak di bidang yang sama dengan Indonesia Tower? Artinya kita akan membangun perusahan yang bersaing dengan Indonesia Tower. Apakah itu legal?
jawab via email saja..
terimakasih tman2…
Bisa saja Bro..
Banyak sudah saingan Indonesian Tower, mulai dari Protelindo, SKP, Mitratel
Sudah makin banyak tower provider sekarang 🙂
salam,
Met kenal
saya m”pny bbrp lahan, pgn tak jd kn tmp tower tlkomsel ato cdma. tp
gk tau cr pnyampaiannya kmn? spy mrk mau m’tmpi tnh2 ksg sy?
tolooooongin dong mas.
Halo Mas Fata,
Untuk penempatan BTS baru ada beberapa hal yang harus diperhatikan, jadi tidak bisa sembarang naruh 🙂
Hal yang utama adalah lokasi yang strategis dan mudah diakses, kemudian lokasi harus LOS terhadap titip BTS eksisting milik operator ybs Posisi strategis yang dimaksud adalah mempunyai pangsa pasar yang besar sehingga memungkinkan operator untuk memperoleh revenue yang besar. Misal di dekat pasar, terminal, mall, atau pusat keramaian yang lain. Jika memang lokasi Mas Fata memenuhi beberapa kriteria tersebut, mungkin Mas Fata bisa melakukan penawaran ke tower provider atau langsung ke operator nya Bisa datang langsung ke kantor/perwakilannnya 🙂
Semoga bisa sedikit memberi gambaran
Salam,
kalu untuk menjadi penjaga tower lewat siapa kita bisa kontak ya as riyanto??
langsung ke pihak pemilik towernya aj Pak Tks
saya subcon dari perangkat Ericson dan Huawei, kami membutuhkan Project Manager yang berpengalaman.
bisa hubungi:
oyoksunardi@gmail.com