Kita bisa melihat akhir-akhir ini jumlah operator telekomunikasi khususnya komunikasi seluler semakin lama semakin banyak pemainnya. Pemain-pemain lama seperti Telkomsel, Indosat, Excelcomindo Pratama, dan raksasa Telkom semakin sengit berebut pangsa pasar dengan pemain-pemain baru yang berdatangan.
Berikut pemain baru yang datang dan ikuta dalam perebutan kue nan nikmat dalam bisnis telekomunikasi tanah air:
- Hutchinson
Hutchinson menggunakan merek dagang 3 (Three), sehingga seragam dengan merek dagang Hutchinson di beberapa negara lain di mana Hutchinson telah menggelar layanan telekomunikasi selulernya. Three mengusung teknologi GSM dan tidak seperti rekan-rekannya, Three menggunakan frekuensi di band 1900 MHz. Memang sedikit aneh, tapi kenyataannya memang mereka mendapat alokasi di frekuensi tersebut, frekuensi yang notabene digunakan untuk layanan 3G di Indonesia. - Sinarmas
Dalam tahap pengembangan jaringan dan recruitment personel. Beberapa saat yang lalu Sinar Mas Group berencana mengakuisisi Mobile-8 dengan merek dagang Fren namun gagal dan menemui jalan buntu. - Sampoerna Telecommunication
Deployment Process. Membawa nama besar perusahaan induknya ang terkenal dengn produk rokok berkualitasnya, Sampoerna sampai sekarang masih dalam tahap pengembangan dan belum memunculkan gebrakan berarti. (Logo belum ditemukan!! :p) - Bakrie Telecom
Esia, merek dagang lama namun semakin meluaskan jaringannya hingga merambah ke DIY dan Jawa Tengah di kuartal ini. Esia sukses menembus pangsa pasar CDMA di wilayah Jabotabek dan sekitarnya namun belum melakukan ekspansi jaringan ke luar daerah. Hingga sekarang khabar yang ada adalah adanya pembangunan tower dan prasarana telekomunikasi di daerah guna ekspansi Esia. Esia dan Telkom Flexi masih dalam proses migrasi frekuensi akibat penataan oleh BRTI, namun masih belum menemukan solusi yang tepat untuk proses migrasi. - Mobile-8
Fren, merek dagang lama dengan penetrasi pasar yang cukup signifikan dan terus mengembangkan jaringannya. Penulis juga telah menuliskan taktik yang ditempuh Mobil-8 dalam menambah jaringannya di sini. Fren adalah satu-satunya operator CDMA yang memiliki lisensi mobile, walau dalam kenyataannya ada beberapa operator lain yang memiliki lisensi fixed wireless tetapi bertingkah seperti mobile wireless :p
Pemain telekomunikasi lama dan sudah mapan pangsa pasarnya:
- PT Telkom ,Tbk
PT Telkom adalah perusahaan raksasa telekomunikasi di Indonesia dengan bidang telekomunikasi yang luas dari internet akses, telepon rumah, jasa telekomunikasi hingga layanan seluler CDMA dengan Telkom Flexi-nya. PT Telkom juga merupakan induk perusahaan dari PT Telkomsel yang merupakan perusahaan raksasa telekomunikasi seluler Indonesia. - PT Telkomsel ,Tbk
PT Telkomsel melakukan gebrakan yang sangat meyakinkan dan berhasil mengalahkan dominasi Satelindo (sebelum merger dengan IM3 membentuk Indosat)di awal pembangunan telekomunikasi seluler Indonesia. Hingga sekarang PT Telkomsel berhasil mendominasi kue telekomunikasi yang semakin lama semakin besar ukuranya. - PT Indosat ,Tbk
- PT Excelcomindo Pratama ,Tbk
Indosat kembali bangkit dari keterpurukan pasca “ditangani” oleh perusahaan Singtel Singapura. Ironisnya, setelah dijual dengan harga “murah’ saat dalam kondisi bobrok, pemerintah kembali ingin membeli saham Indosat setelah sehat kembali tentunya dengan harga selangit. Ironis sekali memang.
XL adalah perusahaan telekomunikasi dengan teknologi GSM dan 3G yang masih relatif kecil dbanding 23 raksasa lama lain, tetapi sudah memiliki pelanggan yang cukup loyal dan bisa diandalkan. Namun jika dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan baru di atas, tentunya XL sudah jauh lebih mapan dan memiliki masa depan yang pasti. Bisa dikatakan XL baru saja melepas gelar operator terkecil setelah bermunculan operator-operator yang lebih kecil lain. Dalam perkembangannya, XL dikenal sebagai operator dengan promosi besar-besaran dan sangat royal terhadap even-even anak muda di tanah air.
Bagi pendatang baru, sangatlah sulit untuk menembus dominasi ketiga perusahaan telekomunikasi lama di Indonesia tersebut, karena selain pangsa pasar mereka yang sudah mapan, pasar mereka juga sudah relatif loyal sehingga cukup sulit untuk menggeser dominasi ketiganya. Hal ini ditambah dengan prosedur yang sulit dan mahalnya biaya interkoneksi jaringan antar operator di Indonesia.
Sejauh ini, para pemain baru masih mengandalkan strategi banting harga yang serendah-rendahnya untuk menarik minat pelanggan. Strategi ini terbukti cukup ampuh dalam menarik pelanggan dalam kurun waktu promosi namun demikian, berbicara tentang loyalitas masih jauh dari harapan. Memang untuk mendidik pelanggan yang memiliki loyalitas tinggi masih relatif sulit.
Semoga saja semakin lama kondisi persaingan bisnis telekomunikasi di Indonesia semakin maju dan berkembang.
Regards,
Riyantoro
di indo kan, yg murah yg laris đŸ˜€
add aku dong.
http://lambrtz.blogsome.com
Indonesia mah kayak gitu,
apapun providernya Hpnya tetep…
hehehe, kan setia hehe
Sedikit ralat mas, yg benar adalah Hutchison., atau lengkapnya Hutchison Charoen Phokpand Telecom (HCPT)..
Sayangnya banyaknya operator ini amat disayangkan, karena Indonesia negara dengan operator yang banyak menjadikan kue pendapatan sangat kecil per operator. Meskipun saaat ini customer diuntungkan dengan harga yg terjangkau, tapi karena operator telekomunikasi termasuk padat modal, maka bila yang dijual adalah perang harga, maka tunggu saja waktunya operator satu demi satu akan mundur….alias bangkrut…
Kalau nggak ada yang fulung tikar itu suatu anomali, yaitu rugi tapi jualan terus…manatahan bertahun2
Wass@he